skip to main | skip to sidebar

KUMPULAN CONTOH KONTRAK DAN PERJANJIAN

Pages

  • Home

Tuesday, November 1, 2011

PROSEDUR MENGURUS HAK MILIK ATAS TANAH UNTUK RUMAH TINGGAL

Pertanyaan :

Beberapa waktu lalu saya membeli rumah dari developer dan diberi tahu bahwa saya hanya mendapatkan SHGB (Sertifikat Hak Guna Bangunan). Padahal harga yang saya bayar adalah termasuk tanah dan bangunan. Saya bingung kenapa saya tidak mendapatkan hak milik atas rumah dan tanah tersebut? Untuk itu mohon bisa dijelaskan perihal perbedaan SHGB (Sertifikat Hak Guna Bangunan) dan SHM (Sertifikat Hak Milik) dari segi hukumnya. Kapan kita membeli rumah mendapatkan SHGB dan kapan mendapatkan SHM? Dari segi hukum, apakah SHGB lebih lemah, artinya jika masa berlaku habis, properti kita bisa diambil alih oleh pemerintah tanpa persetujuan pemegang SHGB? Apakah SHGB bisa diubah menjadi SHM, dan berapa kira-kira biayanya? Mohon penjelasannya, terima kasih.

Jawaban :

Hal-hal yang berhubungan dengan kepemilikan hak-hak atas tanah seperti Hak Milik dan Hak Guna Bangunan diatur dalam Bagian III dan Bagian V UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (“UUPA”). Dalam kaitan ini, Sertifikat Hak Guna Bangunan (“SHGB”) hanya memberikan hak kepada pemegangnya memanfaatkan tanah untuk mendirikan bangunan di atas tanah yang bukan miliknya, karena kepemilikan tanah tersebut dipegang oleh Negara, dengan jangka waktu paling lama 30 tahun. Setelah jangka waktu tersebut berakhir, SHGB dapat diperpanjang paling lama 20 tahun. Dan bila lewat dari waktu yang ditentukan maka hak atas tanah tersebut hapus karena hukum dan tanahnya sepenuhnya dikuasai langsung oleh Negara.

Berbeda dengan Sertifikat Hak Milik (“SHM”), pemegang haknya mempunyai kepemilikan yang penuh atas tanah dan merupakan hak turun temurun yang terkuat dari hak-hak atas tanah lainnya yang dikenal dalam UUPA. Hanya warga Negara Indonesia yang dapat mempunyai Hak Milik. Sedangkan, perusahaan-perusahaan swasta, seperti misalnya developer atau perusahaan pengembang perumahan tidak dapat mempunyai tanah dengan status Hak Milik. Mereka hanya diperbolehkan sebagai pemegang SHGB. Dalam hal developer membeli tanah penduduk yang semula berstatus tanah-tanah Hak Milik, maka dalam penerbitan sertifikat hak atas tanah, Badan Pertanahan Nasional (“BPN”) akan menurunkan status tanah-tanah yang dimiliki developer tersebut dari penduduk, menjadi berstatus Hak Guna Bangunan, yaitu hanya bangunan–bangunan yang dapat dimiliki oleh developer. Sedangkan, tanahnya menjadi milik Negara, sehingga sertifikat yang dikeluarkan adalah dalam bentuk SHGB. Hal ini diatur secara tegas dalam Pasal 36 UUPA.

Namun, pemegang SHGB tidak perlu khawatir karena berdasarkan Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 6 Tahun 1998 tentang Pemberian Hak Milik atas Tanah untuk Rumah Tinggal, tanah dengan status SHGB dapat diubah menjadi tanah bersertifikat Hak Milik, dengan cara melakukan pengurusan pada kantor BPN setempat di wilayah tanah tersebut berada. Pengurusan dapat dilakukan oleh si pemegang SHGB yang berkewarganegaraan Indonesia ataupun menggunakan jasa Notaris/PPAT. Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi, yaitu:

1.            SHGB asli
2.            copy IMB
3.            copy SPPT PBB tahun terakhir
4.            identitas diri
5.            Surat Pernyataan tidak memiliki tanah lebih dari 5 (lima) bidang yang luasnya kurang dari 5000 (lima ribu) meter persegi, dan
6.            membayar uang pemasukan kepada Negara.

Demikian penjelasan kami, semoga bermanfaat.


Dasar hukum:

1.      Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.
2.      Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala BPN Nomor 6 Tahun 1998 tentang Pemberian Hak Milik atas Tanah untuk Rumah Tinggal.

Penanya: Gloria
Jawaban oleh: Retno S. Darussalam, S.H.
Sumber: Ikatan Kekeluargaan Advokat UI (IKA Advokat UI

sumber
Diposkan oleh Unknown di 1:23 AM Email This BlogThis! Share to X Share to Facebook
Label: Hak Milik Atas Tanah

0 komentar:

Post a Comment

Newer Post Older Post Home

Link

  • Ide Bagus

Labels

  • Hak Milik Atas Tanah (1)
  • Jual Beli (1)
  • Perjanjian Hutang (2)
  • Perjanjian Kerjasama (2)
  • Perjanjian Perdamaian (2)
  • Perjanjian Warisan (1)
  • Pinjam-Pakai (1)
  • RUPS (1)
  • sewa-beli (1)
  • sewa-menyewa (1)
  • Sewa-Pakai (1)
  • Surat Kuasa (2)
  • Surat Pembubaran Perusahaan (1)
  • Surat Pendirian Perusahaan (1)
  • Tentang Kontrak/Perjanjian (1)

Blog Archive

  • ▼  2011 (18)
    • ▼  November (6)
      • PERJANJIAN PERDAMAIAN DAN PEMBAGIAN WARISAN
      • CONTOH HASIL RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA
      • CONTOH PERJANJIAN PEMINJAMAN UANG
      • PROSEDUR MENGURUS HAK MILIK ATAS TANAH UNTUK RUMAH...
      • Tata Cara Pembuatan Surat Perjanjian/Kontrak
      • SURAT KUASA
    • ►  October (12)

Followers

Powered by Blogger.

Popular Posts

  • CONTOH HASIL RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA
    NOTULEN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM LUAR BIASA ( RUPS ) PT. CENTRE FOR ENGLISH STUDY OF INDONESIA BERKEDUDUKAN DI JAKARTA SELATAN Hari      ...
  • SURAT PERJANJIAN SEWA PAKAI ALAT BERAT
    Pada Hari..... Tanggal..... Bulan.....Tahun...... yang bertanda tanggan di bawah ini : Nama                 : . . . . . . . . . . . . . . ....

About Me

Unknown
View my complete profile

Apakah anda menyukai blog ini?

 
Copyright (c) 2010 KUMPULAN CONTOH KONTRAK DAN PERJANJIAN. Designed for Video Games
Download Christmas photos, Public Liability Insurance, Premium Themes